SDLC model Iteratif dimulai dengan sebuah implementasi sederhana dari suatu set software requirement, kemudian secara iteratif mengembangkan sistem yang ditandai dengan peningkatan versi hingga sistem lengkap berhasil diimplementasikan dan siap untuk digunakan.
Sebuah siklus model iteratif tidak dimulai dengan persyaratan spesifikasi software secara lengkap. Sebaliknya, pengembangan dimulai dengan mengimplementasikan hanya sebagian dari keseluruhan software, yang kemudian diulas guna melakukan identifikasi kemungkinan adanya persyaratan lebih lanjut. Proses ini kemudian diulang, dan menghasilkan versi baru dari software diakhir setiap iterasi.
Berikut ini adalah gambar yang mempresentasikan model Iteratif dan Incremental
Sumber : http://www.tutorialspoint.com/sdlc/sdlc_iterative_model.htm
Sebuah siklus model iteratif tidak dimulai dengan persyaratan spesifikasi software secara lengkap. Sebaliknya, pengembangan dimulai dengan mengimplementasikan hanya sebagian dari keseluruhan software, yang kemudian diulas guna melakukan identifikasi kemungkinan adanya persyaratan lebih lanjut. Proses ini kemudian diulang, dan menghasilkan versi baru dari software diakhir setiap iterasi.
Desain Model Iteratif
Proses Iteratif dimulai dengan sebuah implementasi sederhana dari suatu subset software requirement dan secara iteratif mengembangkan dan meningkatkan versi hingga sistem secara keseluruhan diimplementasikan. Pada setiap iterasi, dibuat desain modifikasi dan ditambah dengan fungsionalitas baru. Ide dasar dibalik metode ini adalah untuk mengembangkan sebuah sistem melalui siklus berulang(iteratif) dalam waktu yang lebih pendek(incremental).Berikut ini adalah gambar yang mempresentasikan model Iteratif dan Incremental
Pengembangan iteratif dan incremental adalah dua kombinasi desain atau metode iteratif dan model pembangunan incremental untuk pengembangan software. Selama proses pengembangan, lebih dari satu iterasi pada siklus pengembangan dapat berlangsung pada yang sama. Dalam model incremental, seluruh requirement dibagi menjadi berbagai builds. Pada setiap iterasi, modul pengembangan melewati fase persyaratan, desain, implementasi, dan pengujian. Setiap rilis modul berikutnya terdapat penambahan fungsi. Proses berlanjut hingga sistem lengkap sesuai dengan kebutuhan. Kunci keberhasilan penggunaan pengembangan software secara Iteratif adalah validasi requirement, verifikasi, dan pengujian dari setiap versi terhadap requirement pada setiap siklus. Software terus berkembang melalui siklus yang berulang.
Aplikasi Model Iteratif
Seperti model SDLC yang lain, pengembangan secara Iteratif dan Incremental memiliki beberapa aplikasi spesifik di industri software. Model ini paling sering digunakan dalam skenario berikut:
- Persyaratan sistem telah lengkap, jelas, dan mudah dipahami.
- Persyaratan utama harus didefinisikan/ditentukan, namun beberapa fungsi atau perangkat tambahan yang dibutuhkan dapat berkembang seiring waktu.
- Ada waktu bila terjadi kendala pada pasar.
- Sebuah teknologi baru sedang digunakan atau dipelajari oleh tim development ketika bekerja pada project.
- Resource dengan kebutuhan keahlian tertentu saat itu tidak tersedia dan direncanakan akan digunakan untuk iterasi tertentu melalui sistem kontrak.
- Ada beberapa fitur beresiko tinggi dan terdapat tujuan yang mungkin dapat merubah masa depan.
Pro dan Kontra Model Iteratif
Keuntungan dari model ini adalah bahwa adanya model kerja dari sistem pada tahap awal dari development yang mempermudah untuk menemukan kekurangan fungsional atau desain. Menemukan masalah pada tahap awal memungkinkan untuk mengambil langkah-langkah perbaikan dalam anggaran yang terbatas.
Kerugian model SDLC ini adalah bahwa hanya berlaku untuk proyek-proyek software development skala besar. Hal ini terjadi karena sulit untuk memecahkan sistem software yang kecil menjadi modul-modul yang lebih kecil.
Tabel berikut ini menunjukkan pro dan kontra penggunaan SDLC model Iteratif dan Incremental
Kerugian model SDLC ini adalah bahwa hanya berlaku untuk proyek-proyek software development skala besar. Hal ini terjadi karena sulit untuk memecahkan sistem software yang kecil menjadi modul-modul yang lebih kecil.
Tabel berikut ini menunjukkan pro dan kontra penggunaan SDLC model Iteratif dan Incremental
Pro | Kontra |
---|---|
beberapa fungsi yang bekerja dapat dikembangkan dengan cepat di awal siklus | kemungkinan membutuhkan sumber daya yang lebih banyak |
hasil yang diperoleh lebih awal dan berkala | meski biaya perubahan menjadi lebih rendah tapi tidak cocok jika mengubah persyaratan |
bisa merencanakan pengembangan secara paralel | memerlukan manajemen dan perhatian lebih |
kemajuan dapat diukur | masalah sistem arsitektur atau desain dapat muncul karena tidak semua requirement berhasil dikumpulkan di awal siklus |
lebih mudah dalam merubah lingkup/requirement | mendefinisikan tahapan mungkin memerlukan definisi dari sistem yang lengkap |
mudah melakukan pengujian dan debugging iterasi yang lebih kecil | tidak cocok untuk proyek kecil |
resiko diidentifikasi dan diselesaikan selama iterasi, dan mulai melakukan pengelolaan di setiap iterasi | manajemen yang lebih kompleks |
mudah untuk mengelola resiko, bagian dengan resiko tertinggi dikerjakan pertama kali | project di bagian akhir mungkin terdapat resiko yang belum diketahui |
adanya laporan mengenai kenaikan operasional produk | dibutuhkan sumber daya yang sangat terampil untuk menganalisis resiko |
Permasalahan, tantangan, dan resiko yang teridentifikasi dari setiap increment dapat dimanfaatkan/diterapkan pada increment berikutnya | kemajuan project sangat bergantung pada fase analisis resiko |
analisis resiko yang lebih baik | |
mendukung perubahan requirement | |
Cocok untuk proyek-proyek besar dan beresiko tinggi | |
pengguna dapat memberikan feedback pada software yang digunakan |
Sumber : http://www.tutorialspoint.com/sdlc/sdlc_iterative_model.htm
Komentar
Posting Komentar